PENDAHULUAN
Teori Humanistik lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia / individu. Psikolog
humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara
sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam
meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.1
Tokoh pesikologi
humanistik selain Abraham Maslow ialah Carl Rogers ( 1902-1987). Carl Rogers
menjadi sangat terkenal karena metode terapi yang dikembangakanya, yaitu terapi
yang berpusat pada individu.2
II.
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH CARL ROGERS
Carl Rogers (1902-1987) lahir
di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga besar
tradisional yang harmonis didaerah pertanian. Awalnya Rogers berminat pada ilmu
pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus
pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama
masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil.
Tahun 1927, Rogers
bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud
dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Tahun 1957,
Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang
psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di
Universitas Universitas Negeri Ohio. Perbedaan teori yang didapatkannya justru
membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
teorinya sendiri.3
B.
SUDUT PANDANG CARL ROGERS
Kunci utama sudut
pandang Rogers ialah bahwa orang cenderung berkembang ke arah positif, dengan
kata lain mereka akan memenuhi potensi mereka kecuali kalau mereka mengalami
rintangan. Sehingga Rogers juga berpandangan bahwa semua orang pada dasarnya
adalah baik.
Menurut Rogers, orang
yang sehat secara psikologis adalah mereka yang memiliki konsep diri yang luas,
yaitu mampu memahami dan menerima berbagai perasaan dan pengalaman. Control
diri yang berasal dari dalam diri seseorang adalah lebih baik dari pada control
yang dipakasakan dan berasal dari luar.4
C.
POKOK-POKOK TEORI ROGERS
Konsepsi-konsepsi pokok dalam
teori Rogers adalah:
1. Organism,
yaitu keseluruhan individu (the total individual)
Organisme memiliki sifat-sifat berikut:
a.
Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Organisme
mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan diri.
c.
Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau
mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak
disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan
pengalaman-pengalamannya.
2.
Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience)
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak
disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu
dilambangkan atau tidak.
3. Self, yaitu
bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan
dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
a. Self
berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
b.
Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya
dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c.
Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan,
keselarasan).
d.
Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e.
Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati
sebagai ancaman.
f.
Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation)
dan belajar.5
D.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Rogers mengemukakan lima sifat
khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
1. Keterbukaan
pada pengalaman
Yang berarti bahwa
seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak
hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat
menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan
baru.
2. Kehidupan
eksistensial
Orang yang tidak mudah
berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena
kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Yang berarti
bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat
diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada
faktor-faktor rasional atau intelektual.
4. Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat
secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
5. Kreativitas
Seorang yang
kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang
konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan
dengan cara yang memuaskan.
E.
TERAPI ROGERS
Rogers memiliki
pengaruh besar dalam praktek psikotrapi. Dalam terapi Rogers, terapis cendrung
bersifat sportif dan tidak mengarahakan. Terapis beremapti terhadap klien dan
memberikan penghargaan yang tulus. Selama berkecimpung di bidang konseling anak
dan psikologi klinis, rogers menyadari bahwa klienlah yang paling memahami
letak permasalahan dan aarah terapi seharusnya berlangsung. Rogers juga
memadang orang sebagai sebuah proses perubahan sekumpulan potensi.
Rogers juga
berpendapat bahwa ada dua kondisi utama yang diperlukan agar tercipta perubahan
kepribadian dalam psikotrapis :
Pertama, terapis harus bias
memperlihatkan perhatian yang tulus terhadap klien.
Kedua, terapis memiliki
pemahaman yang empatis dalam arti terapis harus bisa merasakan ketegangan dan
perasaan yang dirasaankan kliennya.6
Yang menarik dari
metode Rogers ialah selain teknik dan prosedurnya itu sendiri ada juga
keberanian Rogers untuk merekam proses wawancara dalam psikotrapinya untuk
kemudian membahasnya bersama teman-teman sejawatnya atau mahasiswanya. Di masa
lalu keterbukaan semacam ini masih langka dan langkah-langkah Rogers dianggap
sebagai printis untuk kemajuan pengembangan metode psikotrapi.7
Dalam dunia psikologi Rogers
selalu dihubungkan dengan metode
6.
Keperibadian ; Howad S. Friedman dan Miriam W. Schustarck ; jilid 1 halaman
343-344
7.
Aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi ; Prof. Dr. W Sarwono ; 173
psikoterapi yang dikemukakan dan dikembangkannya ini
menjadi popular karena:
- Secara historis lebih
terikat kepada psikologi dari pada kedokteran
- Mudah dipelajari
- Untuk mempergunakannya
dibutuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis dan dinamika
kepribadian
- Lamanya perawatan lebih
singkat jika dibandingkan misalnya dengan terapi secara psikoanalistis.
F.
APLIKASI METODE PSIKOTRAPI
ROGERS DALAM KONSELING
Dalam dunia psikologi Rogers
selalu dihubungkan dengan metode psikoterapi yang dikemukakan dan
dikembangkannya. Dasar dari teknik terapinya tersebut Rogers menilai bahawa
Manusia mampu memulai sendiri arah perkembangannya dan menciptakan
kesehatan dan menyesuaikannya.
Dengan
demikian, konselor dapat membantu klien untuk mengemukakan pengertiannya dan
rencana hidupnya. Untuk memungkinkan pemahaman ini konselor diharapkan bersifat
dan bersikap:
1.
Menerima (Acceptance)
Sikap terapis yang ditujukan
agar klien dapat melihat dan mengembangkan diri apa adanya.
4.
Kehangatan (Warmth)
Ditujukan
agar klien merasa aman dan memiliki
penilaian yang lebih positif tentang dirinya.
5. Tampil
apa adanya (Genuine)
Kewajaran
yang perlu ditampilkan oleh terapis agar klien memiliki sikap positif.
6. Empati (Emphaty)
Menempatkan
diri dalam kerangka acuan batiniah (internal frame of reference),
klien akan memberikan manfaat besar dalam memahami diri dan
problematikanya.
7.
Penerimaan tanpa syarat (Unconditional positive regard)
Sikap
penghargaan tanpa tuntutan yang ditunjukkan terapis pada klien,
betapapun negatif perilaku atau sifat klien, yang kemudian sangat
bermanfaat dalam pemecahan masalah.
8.
Transparansi (Transparancy)
Penampilan terapis yang transparan atau tanpa
topeng pada saat terapi berlangsung
maupun dalam kehidupan keseharian merupakan hal yang penting
bagi klien untuk mempercayai dan menimbulkan rasa aman terhadap segala sesuatu
yang diutarakan.
9.
Kongruensi (Congruence)
Konselor dan klien berada pada hubungan yang sejajar
dalam relasi terapeutik yang sehat.
Terapis bukanlah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi
dari kliennya.
Dengan
demikian, akan dapat dilihat perubahan yang terjadi dalam proses terapi antara
lain :
1. Klien akan
mengekspresikan pengalaman dan perasaannya tentang kehidupan, dan problem yang
dihadapi.
2. Klien akan berkembang
menjadi orang yang dapat menilai secara tepat makna perasaannya.
3. Klien mulai merasakan
self concept antara dirinya dan pengalaman mereka.
4. Klien sadar penuh
akan perasaan yang mengganggu.
5. Klien mampu mengenal
konsep diri dengan terapi yang tidak mengancam.
6. Ketika terapi
dilanjutkan, konsep dirinya menjadi congruence.
7. 7. Mereka
mengembangkan kemampuan dengan pengalaman yang dibentuk oleh unconditional
positive regard.
8. Mereka akan mengevaluasi
pengalaman-pengalamannya sehingga mampu berelasi sosial dengan baik.
9. Mereka menjadi
positif dalam menghargai diri sendiri.
III.
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan
bahwa Teori Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia
/ individu. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia
sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka berfokus pada kemampuan
manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan
hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan
humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta
mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar