PROBLEMA
Kurang optimalnya
pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia
yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru yang profesional untuk mengajar
di daerah-daerah. Daerah terpencil cenderung bermutu pendidikan rendah,
dikarenakan masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari
kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal.
Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa
pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi mendatang, sehingga
profesi ini tidak begitu dihargai. Sistem pendidikan yang sering
berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah utama
adalah pelaksanaan di lapangan yang kurang optimal. Terbatasnya fasilitas
untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Banyak sekali
kegiatan yang dilakukan DEPDIKNAS untuk meningkatkan kompetensi guru,
tetapi tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam
penataran, sosialisasi. Jadi, terkesan yang penting kegiatan itu
terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh. Jika
kondisi semacam itu tidak dibenahi, kecil harapan pendidikan bisa lebih
maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini
bahwa pendidikan yang berkualitas harus bermodal/berbiaya besar. Tetapi
oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan
dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya
berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan
pembelajaran. Adanya biaya pendidikan yang mahal, menyulitkan sebagian
masyarakat Indonesia yang kurang mampu. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya
anak-anak Indonesia yang terancam putus sekolah. Oleh karena itu, sangatlah
di perlukan peningkatan dana pendidikan
di Indonesia agar dapat membantu masyarakat Indonesia yang kurang mampu melalui
program beasiswa, orang tua asuh dan dapat juga dengan pembebasan
biaya pendidikan.
Kualitas pendidikan
di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan
bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia
makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari
12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah. Dan
Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai
pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Yang kita rasakan sekarang adalah
adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan
SDM Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya
dapat meningkatkan sumber SDM Indonesia
yang tidak kalah bersaing dengan SDM di negara-negara lain. Setelah kita
amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan
hal itulah yang menyebabkan rendahnya
mutu pendidikan yang menghambat penyediaan SDM yang mempunyai keahlian
dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
·
Alternatif Pemecahan Masalah
Menurut kelompok kami, ada beberapa
alternatif pemecahan misalnya:
1. Meningkatkan insentif untuk
peningkatan kemampuan dan kinerja guru bagi yang mengajar di daerah pedesaan
yang terpencil melalui pelatihan-pelatihan dasar dari DEPDIKNAS, dan lebih
ditegaskan lagi dalam hal metode belajar.
2. Meningkatkan berbagai macam peralatan
penunjang lainnya dan perpustakaan.
3. Memperluas program beasiswa untuk
memberi penghargaan bagi murid berprestasi dan memberikan bantuan langsung
tunai bagi murid yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar